Cerita dan Uraiana
Tuhan Sang Penyelenggara Kehidupan.
Dari Kaka Ir. Yang Ukago,MT
Siang tgl 27 Nov 2022 di hari minggu, sy sedang pulang gereja tapi singgah sebentar di Pantai ini karena indah dan sejuk.
Ketika sy sdg duduk santai sendirian, kotbah Pastor di gereja tadi mengingatkan sy akan perkataan seorang psikolog yg pernah sy baca dlm sebuah buku:
--------------------------------------
Kuatir dapat melemahkan Jantung
Sedih melemahkan Paru2
Ketakutan melemahkan Ginjal
Stress melemahkan Otak
Marah melemahkan Liver.
---------------------------------------
Itu kata2nya,
Sy berfikir ini mungkin hubungan antara fisik dan psikis dalam tubuh manusia. Orang yang sering kuatir, takut, sedih dan marah2 dipastikan orang yang organ2 dalam tubuhnya tidak sehat juga. Mungkin kata2 psikolog ini membenarkan perkataan org bahwa "Jangan suka marah2 nanti lekas tua". Orang yg suka kuatir dan marah2 itu banyak energi negatifnya, memang benar; wajah tidak segar dan mudah sakit. Sebaliknya orang yg berpikiran positif awet dan umur panjang.
Selanjutnya kita renung sebentar,
Jika jantung, paru, ginjal, otak dan liver bermasalah, apakah bisa disembuh dgn obat dari medis?
Jawabannya tidak tahu!.
Klau demikian obat seperti apa yg bisa sembuhkan?
Yang jelas rasa kuatir, sedih, ketakutan, stress dan marah bisa diatasi dgn "hati yang gembira". Itu jalan satu2nya.
Karena Hati yang gembira adalah obat yang mujarab. Titik!
Tp mengapa hati yg gembira tidak ada dalam diri kita?
Jawabnya mungkin karena kita tidak ada iman.
Iman itu soal bagaiman kita menjalani hidup ini, Kita pandang segala sesuatu dalam hidup ini terjadi dari mana? Apakah dari manusia atau Allah sebagai penentu hidup?
Banyak kita berpandangan bahwa manusialah yg menentukan atas hidup kita, bukan Allah.
Sekalipun kita boleh klaim diri orang yang telah jatuh bangun di gereja dan rajin ibadah tp sesungguhnya sebagian besar kita tidak memiliki iman.
Buktinya dalam diri tubuh kita lebih banyak dikuasai fikiran negatif. Kita suka membedakan Orang lain dari kita. Kita dengan doa, mungkin impikan sesuatu harus berhasil seperti yg kita inginkan. Jika gagal, sesama dipandang sebagai biang Kegagalan dan kita suka marah2, stress, kuatir dan akhirnya sedih.
Kita telah lupa bahwa gagal itu juga maksud dari Allah. Itulah sebabnya mengapa bila ada orang yang gagal, tiada orang yg merayakan syukur karena gagal.
Sekali lagi kita lupa Allah sebagai penyelenggara kehidupan ini. Ketika org lain sukses, sedangkan kita mungkin jatuh terkapar di lembah samudera kehidupan ini, kita harus tetap percaya semua itu rencana Allah. Ketika kita gagal atau merasa ditampar orang, kita tetap rileks, santai dan gembira. Kita anggap sj itu tamparan dari Allah. Kita bangkit dgn senyum dan mendoakan org yg aniyaya kita. Itulah iman.
Kasihilah musuhmu seperti dirimu sendiri ! Mengapa? Karena yang berhak mengadili orang yg bikin kita jengkel hanya Allah, manusia menjalani sj. Antara sesama manusia jangan saling balas membalas keburukan dalam hidup ini. Terima dgn senyum dan jalani saja krn Allah tidak pernah biarkan manusia berjalan di luar kemampuannya. Sekali lagi jalani sj, Apa lagi yg mau dikuatirkan?
Kadang kita heran juga... Mengapa manusia itu anggap sesama manusia sebagai penentu dalam hidup, sementara Allah diabaikan? Mengapa Allah hanya diingat saat di dalam gereja sj sedangkan enam hari lainnya dilupakan?
Memang kita musti berbenah, kata Ebit G dalam lagunya ttg Kehidupan.
Gedo beach, Awi jr 22